Anand Krishna Bongkar Rahasia Roh dan Reinkarnasi dalam Buku “Soul Awareness – Menyingkap Rahasia Roh dan Reinkarnasi”
Anand Krishna senantiasa berbagi ilmu dan pengerahuan terkait dengan spiritual dan meditasi, kali ini Beliau membeberkan secara mendalam tentang Rahasia Roh dan Reinkarnasi di dalam buku yang cukup tebal. Buku tersebut adalah “Soul Awareness – Menyingkap Rahasia Roh dan Reinkarnasi”
Bagi mereka yang penasaran dan ingin mengetahui tentang apa itu roh dan ada itu reinkarnasi sesungguhnya bisa membuka lembar demi lembar buku “Soul Awareness – Menyingkap Rahasia Roh dan Reinkarnasi” buah karya Anand Krishna ini.
Berikut ini adalah sedikit kutipan penjelasan Beliau dari dalam buku, mari kita simak bersama-sama . . .
LAUTAN ENERGI
Seperti yang telah kita baca dalam Bab Pengantar, “Semua ini adalah Permainan Energi… Kita semua berada dalam kolam, atau, barangkali lebih tepat disebut Lautan Energi.”
Berarti, Kondisi Kita adalah seperti Ikan-Ikan di kolam, kali, sungai, ataupun lautan. Ada air kehidupan di dalam diri setiap ikan, dan ada kolam air kehidupan di tempat ia berada. Ada air kehidupan di dalamnya, dan ada air kehidupan di luarnya.
Ada energy di dalam diri kita, dan ada energy di luar diri kita. Setiap diantara kita mengandung, atau bahkan terbuat, terdiri atas energi – sekaligus diliputi energi.
Energi di luar sama penting dengan energy di dalam diri. Persis air kehidupan di dalam ikan. Kendati berair, memiliki air “dalam”. Ia tidak bisa bertahan hidup tanpa air “luar” – tanpa kolam air kehidupan di luar.
Sesungguhnya, kita sudah sering membahas tentang hal ini, maka penjelasan singkat berikut sekadar untuk menyegarkan ingatan kita.
Umumnya, Pusat Energi di dalam Diri Kita berada sedikit di atas alat kelamin, di atas organ seksual. Di Pusat itu, energy kita berbentuk cairan.
Ketika cairan berlebihan, muncul hasrat, keinginan untuk mengeluarkannya. Dalam diri seorang pria, ia keluar sebagai sperma. Dalam diri seorang wanita, ia menjadi telur.
Energi yang sedang mengalir ke bawah ini disebut Virya atau “Kekuatan”, hanya ‘Energi’. Maksudnya, ini adalah bersifat umum-energi dasar, basic.
Sebab itu, jika seorang pahlawan, seorang hero disebut Vira atay “Wira”, implikasinya biassa-biasa saja. Memang setiap orang, setiap insan diharapkan menjadi sedorang wira, seorang pahlawan yang mampu menghadapi segala tantangan dalam hidupnya.
Setiap orang, szemestinya, adalah tangguh.
Setiap orang, semestinya, dapat menyelesaikan segala persoalan hidup dengan kekuatannya sendiri. Setiap orang memiliki virya, kekuatan dasar yang sama.
Lalu, apa yang menyebabkan Seseorang Lebih Tangguh dibandingkan dengan yang lain? Ada yang chicken, atau, bahkan pigeon-hearted-sama sekali tidak bernyali. Ada yang bernyali baja.
Ada yang tidak gentar menghadapi berbagai tantangan dalam hidup; ada yang baru ditantang saja sudah mengendur. Kenapa demikian?
Hal tersebut disebabkan oleh:
Pertama, sifat Virya yang merupakan Tritunggal. Seperti atom yang terdiri atas proton, neutron, dan elektron, energi atau virya di dalam diri setiap orang pun memiliki tiga sifat utama, yang alah satu atau dua di antaranya bisa lebih dominan.
Nah, dominai salah satu atau dua jenis, salah satu atau dua sifat ini, ikut mewarnai cara kita berpikir, berucap, dan bertindak dalam keseharian hidup kita. Termasuk, cara kita berinteraksi dengan orang lain, dengan mayarakat.
Ketiga sifat utama energy ini tergantung pada makanan kita. Berarti, jenis makanan kita menentukan sifat daar energi di dalam diri kita.
Sifat Tejas atau Api berasal dari makanan yang mengandung elemen atau unsur api, seperti biji-bijian, serealia yang banyak mengandung karbohidrat, gula/pemanis. Bahkan sayur-mayur pun ada yang lebih banyak mengandung unsur api, misalnya bawang-bawangan dan sebagainya.
Jika kita lebih banyak mengkonsumsi segala sesuatu yang mengfandung tejas, jelas unsur api di dalam diri kita akan berlebihan. Setidaknya, lebih banyak dari unsure-unsur lain yang akan kita bahas berikut.
Sifat Ojas atau Air berasal dari segala jenis makanan yang banyak mengandung unsure air, separti labu-labuan, kangkung, daun selada dan sebagainya.
Dalam hal ini, ada juga sayur yang mengandung unsure api dan air dalam porsi yang hamper sama kuat, misalnya bayam. Kandungan zat besi dalam bayam mengandung unsure api, sementara klorofil dan lainnya mengandung unsur air.
Lain lagi dengan bayam merah, yang zat besinya lebih dominan. Berarti, unsur api lebih signifikan daripada unsur air.
Buah-buahan segar umumnya mengandung ojas. Namun jika sudah diolah, diawetkan, ditambah lagi dengan cairan gula dan sebagainya, buah yang sama bisa berubah sifat dari ojas menjadi tejas.
Jangankan buah-buahan dalam kaleng, buah yang diolah secara tradisional menjadi manisan dan asinan pun sifatnya sudah berubah.
Terakhir adalah sifat Prana atau Angin. Pran atidak hanya diperoleh dari udara atau angin, atau lewat pernafasan saja. Prana juga diperoleh dari makanan, misalnya sayur kol, lobak, dan sebagainya yang banyak mengandung prana atau unsur angin/udara.
Secara umum, banyak di antara kita yang didominasi oleh prana. Energi jenis inilah yang menjadi sumber utama bahan bakar untuk menggerakkan tubuh dan sebagainya. Jela, kaerena kita memperolehnya setiap saat lewat pernapasan. Lagi-lagi secara umum, yang membedakan sifat energi di dalam diri saya dan sifat energi di dalam diri Anda adalah proporsi tejas dan ojas, atau unsure api dan air, yang ikut memengaruhi persentase prana atau unsur angin/ udara.
Proporsi ketiganya bukanlah Harga Mati. Kita bisa mengatur proporsi mereka dengan mengubah diet kita secara cerdas, dan sesuai dengan kebutuhan kita.
Berarti, persentase atau proporsi kendungan setiap unsure energy bisa dikurangi dan ditambah, sesuka dan semau kita. Itu adalah berkah. Itu menunjukkan bahwa sesungguhnya kita bisa mengendalikan hidup kita. Kita bisa menentukan sikap dalam menanggapi sebuah situasi, keadaan, maupun tantangan.
Nah, Sains Belum Bisa Membedakan ketiga saifat tersebut. Energi yang diperoleh dari air, api, dan udara, semua diterjemahkan sebagai bioelektrik-dalam hal penggunannya sebagai listrik, ia memang sama.
Energi yang diperoleh dari perut bumi-entah dalam bentuk minyak, gas, atau pun-dan matahari, semua telah berhasil diubah menjadi listrik untuk menerangi perumahan, perkantoran, dan perindustrian kita. Peralatan elektronik kita, dari yang paling sederhan hingga Komputer super paling rumit, semua membutuhkan listrik.
Lalu, apakah sifat listrik yang kita peroleh itu sama semua? Tidak. Walau sains belum mengarah ke sana.
Sifat Energi dalam Kolam, tempat Ikan “Insan” berada, sama penting dengan energi di dalam dirinya. Ikan-ikan pun tidak bisa bertahan hidup dalam kolam, yang walau penuh, tercemari oleh bahan kimia yang tidak menunjang kehidupan.
Kita mesti berhati-hati, jenis energy apa yang sedang kita gunakan. Apakah sudah sesuai dengan kebutuhan dan keperluan kita? Yang tidak kalah penting adalah bagaimana pula dengan energi di sekitar kita.
Enargi yang Kita peroleh dari perut Bumi Selama ini-berupa minyak, gas, dan sebagainya-telah membuat kita sangat materialistis. Karena di dalam energi itu unsur “materi tanah” memang dominan. Sehingga, secara intuitif, minyak awal yang diperoleh dari bumi, disebut Minyak Tanah.
Energi yang Paling Cocok untuk Manusia adalah dari angin, udara, dan matahari. Bukan dari bumi, bukan pula berupa geotermal atau panas bumi-yang sering disebut sebagai energi yang paling ramah lingkungan.
Ramah lingkungan dari sudut pandang mana? Ramah lingkungan di luar diri belum tentu ramah lingkungan di dalam diri.
Sayang, beribu-ribu kali saying, kita belum sepenuhnya memanfaatkan energi yang berasal dari matahari dan angin. Padahal keduanya itulah yang paling banyak kita miliki. Tak akan habis selama planet bumi masih eksis. Di atas segalanya, juga selaras dengan kebutuhan kita untuk menjadi dinamis, sekaligus tenang, tidak gegabah, tidak reckless.
Saya tidak akan berkomentar banyak tentang energi yang diproleh dari nuklir karena prosesnya penuh manipulasi yang tidak alami. Intervensi yang kita lakukan sudah pasti membawa konsekwensi. SIlakan mempelajari sendiri, apa jadinya ketika reaktor nuklir mengalami sedikit saja kebocoran. Apalagi jika terjadi kecelakaan entah karena kesalahan manusia, teknis, atau yang disebabkan oleh bencana alam!
Energi dari minyak Dimanfaatkan oleh Roh-Roh yang tidak berbadan dengan cara menghirupnya. Dari situ mereka memperoleh “materi” tanah yang dibutuhkan untuk bertahan “hidup” sebagai roh gentayangan.
Apakah keadaan tersebut ideal?
Jelas tidak juga. Untuk apa tetap gentayangan? Lebih baik melanjutkan perjalanan-hal ini pula yang akan kita bahas dalam bagian lain buku ini.
Namun jika yang berangkutan masih mau gentayangan, apa boleh buat? Itu adalah pilihan mereka. Untuk itu mereka membutuhkan energi atau materi dari tanah. Itulah sumber energi yang tepat bagi mereka, yang selaras dan sesuai dengan kebutuhan serta pilihan mereka.
Sebaliknya, dengan Memanfaatkan Energi dari Perut Bumi, kita kelebihan unsur tanah, kelebihan kesadaran materi. Kita menjadi materialistis.
Pembangunan tanpa arah, perkembangan sains, dan kemajuan teknologi yang justru mengorbankan kemanusiaan, semua terjadi en masse, secara missal, sejak kita memanfaatkan energy dari perut bumi.
Kita juga tahu persis bahwa energy konvensional yang kita peroleh dari perut bumi, tidak selalu ramah lingkungan. Dulu, ketika kebutuhan kita tidak seberapa, dampak dari ketidakramahan itu tidak terasa. Sekarang, menggunakan energy yang sama dalam jumlah besar sesuai dengan kebutuhan industry kita saat ini, ketidakramahan tersebut bisa berubah menjadi bencana.
Semestinya, kita, warga sedunia, secepatnya beralih ke energy yang diperoleh dari matahari, angin, dan /atau air untuk keperluan energi kita.
Dengan cara itu, kita Sekaligus Mendobrak Monopoli pihak-pihak tertentu dalam pengadaan energi bagi kepentingan umum. Selama ini, perusahaan listrik di negeri kita memang masih dimiliki pemerintah. Bahkan pernah, atau barangkali masih, disubsidi demi kepentingan masyarakat luas.
Namun, keadaan itu tidak akan berlanjut lama. Dengan adanya perjanjian dengan Negara-negara maju, maka atas nama globalisasi, adalah swstanisasi yang akan terjadi-dan swastanisasi hamper selalu menguntungkan perusahaan-perusahaan raksasa saja.
Selama pengadaan listrik untuk kepentingan umum masih mengandalkan minyak, batu bara, panas bumi, atau nuklir, perusahaan-perusahaan raksasa akan selalu dibutuhkan. Mereka yang memiliki modal untuk diinvestasikan. Mereka pula yang memiliki teknologi. Masyarakat umum akan selalu bergantung pada mereka, pada perusahaan-perusahaan tersebut.
Kita pun tahu, bagaimana perusahaan-perusahaan tersebut menggandeng salah satu perusahaan besar di negeri kita sendiri. Bersama-sama, mereka bisa menentukan harga energi “yang diperoleh gratis dari bumi”-berdasarkan biaya oprasional, over heads, dan keuntungan mereka. Cari tahu gaji para CEO mereka! Cari tahu gaya hidup mereka!
Tidak jarang pula, perusahaan-perusahaan besar itu milik seorang putera, saudara, ipar, menantu, besan, simpanan, selir, pacar, atau siapa saja yang “dekat” dengan orang-orang yang berkuasa dan berpengaruh. Mereka itu, kemudian berbagi keuntungan dengan partai-partai politik yang dapat menguntungkan mereka. Kondisi demikian tidak hanya di dalam negeri, tetapi di luar negeri juga. Lihat lingkaran setan yang telah tercipta?
Semoga Saya Salah, itu bukanlah tuduhan. Namun sekadar dugaan, barangkali, mungkin, siapa tahu demi kepentingan politik dan kekuasaan, jarang yang berpikir tentang energy dari matahari, angin, dan air di negeri kita.
Padahal untuk menghasilkan energi dari sumber-sumber tersebut, kita tidak membutuhkan pembangkit tenaga listrik berukuran raksasa. Setiap kompleks perumahan, pertokoan, perkantoran, industri dapat membangun pembangkit-pembangkit kecil dan besar sesuai dengan kebutuhan mereka.
Dengan cara itu, kita juga tidak perlu mengorbankan tanaman-khususnya jagung, kentang, ketela, dan sebagainya-untuk memperoleh energi.
Bagaimana?
Menarik bukan? Masih banyak hal menarik lainnya yang bisa Anda dapatkan di dalam buku “Soul Awareness – Menyingkap Rahasia Roh dan Reinkarnasi”. Silahkan Anda baca lembar demi lembar penjelasan Beliau dari dalam buku. Untuk pembelian buku bisa menghubungi WA Order: 087885111979
Sumber ;
Judul Buku : “Soul Awareness – Menyingkap Rahasia Roh dan Reinkarnasi”
Penulis : Anand Krishna
Penerbit : PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta 2016
Menyimak Rahasia Roh Bersama Anand Krishna
Selain melalu buku-buku, Anand Krishna juga membagikan ilmu dan pengetahuan terkait dengan roh melalui video yang berjudul “Hantu: Menyimak Rahasia Roh”
Video ini sangat menarik untuk diselami, langsung saja mari sama-sama kita simak penjelasan Beliau di dalam video tersebut.