Artikel di bawah ini bersumber dari kajian “Bhagavad Gita dalam Hidup Sehari-Hari” yang diberikan oleh Anand Krishna, dimana Anand Krishna mengulas dan mengupas ayat-ayat dari dalam Bhagavad Gita dan menjelaskan makna yang terkandung di dalam ayat-ayat tersebut dalam bahasa keseharian.
Melalui video yang berjudul “Bhagavad Gita 05.16-20: Penemuan Jati Diri, Nirvana dan Ekonomi Kehidupan” banyak mutiara dan kebijaksanaan spiritual yang Beliau sampaikan melali kajian Bhagavad Gita tersebut, mari sama-sama kita sima wejangan Beliau dan semoga apa yang Beliau sampaikan tersebut bisa terus menjadi inspirasi bagi kita semua untuk senantiasa memberdayakan diri dan mewarnai kehidupan sehari-hari.
“Ketika gelap ketidaktahuan tentang Hakikat Diri terlenyapkanoleh cahaya Pengetahuan Sejati; maka, Matahari Pengetahuan Sejati itu pula mengungkapkan kembali kemuliaan Jiwa Agung.” Bhagavad Gita 5:16
Mengungkapkan kembali kemuliaan Jiwa Agung berarti Jiwa Agung itu tidak terpengaruh oleh kegelapan, ketidaktahuan tetapi kemuliaannya tertutup sedikit. Apa yang sedang terjadi sekarang ini begitu. Kita lupa akan jati diri kita. Kita selalu mengaitkan diri kita hanya dengan fisik atau hanya dengan pikiran. Di balik semuanya itu ada kebenaran lain ada hakikat diri. Dan ini tertutup oleh ketidaktahuan.
Seperti analogi yang diberikan adalah seseorang di rumahnya ada treasure ada khazanah ada harta karun, bukan harta karun tapi simpenan emas di zaman dulu. Para orang tua kakek meninggal terus mereka meninggalkan emas di bawah di tanam di bawa hlantai. Dan dia tidak tahu dan dia hidup sebagai seorang miskin sampai pada suatu ketika secara tidak sengaja, dia sedang membangun rumah. Dan dia menemukan emas itu. Emas itu selalu ada tetapi tertutupoleh lantai. Dan karena itu dia tidak tahu. Inilah yang dikatakan oleh Krishna bahwa Pengetahuan Sejati tentang kemuliaan diri tertutup oleh ketidaktahuan, makanya kita tidak paham dan terombang-ambing antara identitas fisik dan pikiran serta perasaan.
“Mereka yang telah sepenuhnya berserah diri pada-Nya; seluruh kesadarannya pun terpusatkan pada-Nya; dan, memuji-Nya sebagai Penopang Tunggal seantero alam Hyang Maha Tinggi – terbebaskan dari segala macam kejahatan, kemalangan, dan kebatilan berkat Pengetahuan Sejati yang telah diraihnya. Mereka sedang menuju kebebasan mutlak dari kelahiran ulang.” Bhagavad Gita 5:17
Seluruh perjalanan hidup ini, berulang-ulang karena kita tidak paham diri kita siapa sebenarnya. Oleh karena itu kita mengulangi pengalaman yang sama. Sebab itu Buddha mengatakan menyebutnya samsara. Samsara berarti pengulangan. Seperti anak yang tidak naik kelas dan dia harus mengulangi pelajarannya yang sama. Begitu juga dengan diri kita. Kita mengulangi pelajaran yang sama terus-menerus.
Krishna mengatakan siapapun yang telah sepenuhnya berserah diri pada-Nya, pada Gusti, Tuhan, Sang Hyang Widhi apapun sebutannya kita bagi Dia. Berserah diri berarti apa? Fokus kita dialihkan dari dunia benda kepada Dia. Fokus kita sekarang pada dunia benda. Saya ketika bertemud engan Guru saya selalu Beliau mengingatkan adhyat per pucho tanyalah tentang spiritual. Dan di situ saya baru sadar sering sekali kita bertemu dengan seorang Guru seorang suci dan kita membawa persoalan-persoalan yang sangat kecil.
Saya memberikan contoh. Kadang kita bertemu dengan seorang Guru yang kita bicarakan apa, soal keluarga, soal anak, soal makanan bahkan si Guru melayani apapun kita tanya apa pun kita bicarakan dia melayani. Tapi apakah cocok bagi kita bertanya sesuatu yang sebetulnya bisa ditanyakan kepada orang lain.
Guru tidak akan menolak ada orang datang kepada Guru bilang kaki saya sakit. Dia mengeluarkan vibhuti. Kaki kita atau badan sakit untuk itu kita memberikan meditasi. Meditasi untuk apa, untuk memberdayakan diri kita. Tetapi ketika bertemu dengan seorang Guru tanyalah sesuatu yang lebih tinggi. Yang tidak bisaditanyakan kepada fasilitator kita. Kalau sudah adahal-hal yang bisa ditanyakan pada fsilitator ya kepada mereka. Tidak perlu tanya kepada seorang Guru. Jadi kita harus membagi juga pertanyaan-pertanyaan kita apa yang valid bagi eorang Guru apa yang tidak.
Saya pernah memberikan contoh walaupun kita kenal baik dengan seorang Presiden kalau mau bikin e-ktp apakah perlu ke istana. Cukup ke kelurahan kan? Tapi kita kadang-kadang begitu, sudah kenal sama Presiden kenapa nggak ktp juga diurusi oleh Presiden. Kenapa harus susah-susah ke lurah. This is what happening. Yang terjadi sering kali. Sehingga kita tidak mendapatkan manfaat yang dikatakan Krishna di sini penting sekali.
Kalau sudah mengenal jati diri kita kita akan bebas dari kejahatan kemalangan dan kebatilan. Tiga-tiga ini saling terkait. Orang berbuat jahat berbuat batil dia akan akan mengalami kemalangan. Entah kemalangan itu berupa penyakit, berupa kegagalan, banyak orang tidak paham betul tentang peran seorang Guru. Saya memberikan contoh beberapahari lalu saya sedang bahas dengan siapa lupa, kita berguru dan kita berpikir bagaimana saya berhasil dalam hidup ini. Bagaimana saya bisa mencari uang lebih seperti Kabir mengatakan bisa punya uang sehingga keluarga juga terjamin tetapi masih ada lebih untuk melayani siapa pun yang datang ke rumah saya. Ini permintaan Kabir.
Jadi ada orang, para devoti seperti itu cari uang bukan untuk memperkaya diri saja tapi bagaimana membuat uang itu lebih berguna ada added valuenya. Ada nilai tambahnya. Bagaimana menggunakan uang itu untuk kepentingan yang lebih luas.
Saya ketemu dengan sekian banyak orang dan dari awal sampai akhir yang dibicarakan hanya anak saja. Atau cuma keluarga saja. Atau makanan saja ada restauran mana yang baru. Makanannya apa. Banyak orang seperti itu. Ini yang Krishna katakan belum memahami, belum tahu belum paham bahwa adah akikat diri. Jadi ada orang cari uang supaya bermanfaat bagi banyak orang bagaimana melayan ivisi dan misi Guru. Membangun rumah sakit. Membangun macam-macam. Ada orang yang mencari uang untuk dirisendiri.
Tapi lebih parah lagi. Begitu ketemu dengan Guru dia mengambil salah satu sloka dari Bhagavad Gita. Bagi seorang praktisi Yoga seorang Yogi, ketahuilah dia tidak akan pernah menderita semua penderitaannya akan kutanggung. Akan kubereskan semuanya. Seorang praktisi Yoga, seorang bhakta. Ada juga orang-orang mengaku bhakta ketemu dengan Guru sekarang saya boleh berbuat apa saja. Mau bisnis apa saja pasti sukes. Karena saya sudah percaya pada Guru. Ini pemalas.
Untuk sukses dalam bisnis, dibutuhkan keahlian bukan Guru. Untuk adhyatma bagaimana kita bisa mengubah cara pandang kita, untuk itu perlu seorang Guru. Bukan untuk sukses dalam bisnis. Krishna pun mengatakan kepada Arjuna carilah pasopati. Carilah senjata untuk melawan musuhmu. Kita menerjemahkan senjata itu secara letterlijk. Oh itu zamannya Arjuna sekarang nggak ada. Senjata sekarang pa? Skill. Kalau mau sukses carilah skill.
Saya berulang kali mengatakan. Persoalan kita di Indonesia apa? Kita tidak pernah memeriksa costing kita. Dan sekarang kita menderita karena itu. Costing kita melebihi costing Vietnam. Orang-orang Vietnam sekarang sudah cukup makmur sejahtera, tapi costing mereka, membuat sesuatu cost di sana lebih murah daripada cost disini. Kenapa orang harus beli barang di sini? Kecuali kita membuat barang untuk diri sendiri. Untuk menjual di dalam negeri saja. Para manufaktur kalau ada pabrik yang punya pabrik di sini. Tetapi bagaimana memastikan tidak akan ada barang dari Vietnam, tidak akan ada barang dari China yang masuk ke sini. Tidak bisa kita pastikan. Jadi tidak bisa kita lepaskan, oh karena saya sudah ketemu dengan Guru. Krishna mengatakan seorang praktisi Yoga seorang yang sudah berpaling pada-Ku berarti dia sedang menggali dirinya, mencari jati dirinya. Bagi mereka Ya kujamin. Dan yang dijamin apa? Dia tidak akan kekurangan. Krishna tidak mengatakan saya akan memberikan segala-galanya. Adanya meditasi adanya untuk memberdayakan diri kita supaya persoalan duniawi kita teratasi sehingga kita bisa mencari sesuatu yang lain.
Jangan berhenti di sini. Banyak orang meditasi sebentar, sehat sedikit berhenti. Seperti orang beli asuransi, empat tahun mobilnya nggak kecelakaan berhenti asuransi tahun kelima kecelakaan. Meditasi ini seperti asuransi untuk menjamin kesehatan, seperti kita minum air, kita butuh matahari kita butuh jalan kita butuh kerja begitu juga kita butuh meditasi setiap hari. Untuk memberdayakan diri kita. Untuk melihat secara lebih jernih bahwa kalau saya sedang gagal dalam usaha saya, dalam keluarga saya apapun kegagalan yang saya derita semata-mata karena saya kurang keahlian untuk itu.
Tidak adaTuhan yang menentukan oh kamu gagal terus, nggak ada. Kalau kita kurang ahli kurang ekonomis dalam membuat sesuatu. Ilmu ekonomi, saya pernah bicara dengan anak-anak di sekolah basic dari ekonomi itu apa? Basic dari ekonomi yang kita lupakan adalah dalam kata ekonomi itu sendiri. Kadang-kadang kita beli odol ada tulisan paket ekonomis.
Kelas ekonomi apa? Berarti dengan biaya yang rendah kita mendapatkan sesuatu yang kurang lebih sama dengan kelas di atasnya. Orang yang naik kelas 1 di pesawat dan kelas ekonomi bedanya apa? Makanannya seat nya tapi sampainya pada waktu yang sama. Nggak ada kelas 1 yang sampai duluan 10 menit gitu. Jadi kelas ekonomi berarti apa? Saya memberikan pelayanan akhir yang sama sampai di tujuan dua-duanya sama, pelayanan dalam perjalanan dikurangi sedikit. Kita lupa tujuan ekonomi itu. dalam rumah tangga kita harus ekonomis.
Dalam menggunakan apapun kita harus ekonomis. Jangan karena punya uang sedikit terus beli ini beli itu yang nggak dibutuhkan. Uang itu bisa digunakan untuk hal-hal yang lain. Kemarin kita mengadopsi satu anak lagi. Tadi saya lagi berpikir tolong dibicarakan dengan yayasan. Sekarang 3 anak sudah kita adopsi, 3 anak ini oke. Nenek mereka bagaimana? Who is taking care of her. Nenek itu tidak mampu membesarkan anak-anak ini.
Anak ketiga ini saya tanya bagaimana kamu, dia tidak bisa bahasa Indonesia. Berusia 5-6tahun. Terus saya dibisikin oleh teman, tanya saja dia apa kau demen di sini, demen berarti bahagia. Apa dia demen dan dia ketawa, hari pertama dia sudah bahagia. Dan ketika ditanya dalam bahasa Bali kenapa kamu bahagia? Kita nggak pernah berpiki rlho. Dia bahagia karena bisa tidur di atas ranjang. Ditanya terus di rumah tidurnya gimana? Di atas karton. Jadi ada karton bekas dikumpulkan diatas karton. Coba melihat kondisi begini dan lihat kondisi kita, kita jauh lebih baik dan ini harus kita lakukan reach out. Keluarga ini tidak mendatangi kita untuk mencari sumbangan. We found them. Teman-teman kita di Singaraja, mereka mencari keluarga ini. Yang anak-anaknya tidur di atas karton. Tapi sekarang saya pikir bagaimana dengan neneknya. Who is taking care? He is find out what can we do. Apa yang bisa kita lakukan. Dia sudah berusia 80 tahun, bapak ibu sudah nggak ada, you should try to find out.
Pemahaman-pemahaman ini bisa muncul ketika menemukan jati diri. Apa yang mulia dalam diriku juga dalam dirimu. Kita semua satu.