Ini Dia Resep Sukses Secara Holistik Ala Anand Krishna Yang Belum Banyak Diketahui Orang
Di dalam buku “Total Succsess – Meraih Keberhasilan Sejati” tokoh spiritual humanis Indonesia, Anand Krishna yang produktif dalam melahirkan buku-buku spiritual membeberkan resep sukses secara holistik.
Sejenak mari kita simak penjelasan Beliau terkait dengan kesuksesan . . . .
Berhasilkah Anda ?
Success is the ability to go
From failure to failure
Without losing your enthusiasm
Keberhasilan adalah kemampuan
melewati kegagalan demi kegagalan
Tanpa kehilangan semangat
(WINSTON CHURCHILL)
“Total Success?” Seorang eksekutif salah satu perusahaan besar di negeri kita
Bertanya,”Apa maksud Bapak dengan Total Success?”
Awalnya saya pikir dia bertanya untuk menguji saya. Ternyata tidak. Dia memang tidak tahu apa maksud saya dengan total success atau keberhasilan secara utuh, total. Bukankah dirinya sudah cukup sukses, cukup berhasil sebagai eksekutif di perusahaan papan atas? Gajinya dalam rupiah sudah mencapai 8 digit setiap bulannya. Masih ada plus-plusnya lagi. Kurang apa lagi?
“Puaskah Bapak dengan apa yang Bapak peroleh?” giliran saya bertanya.
Awalnya dia mengaku sudah cukup puas. Hmmmm, apakah dirinya sudah tidak mengharapkan promosi lagi, atau peningkatan gaji lagi?
Ya,ya,ya, semuanya itu masih juga diharapkannya, karena ia ingin mendapatkan jatah kendaraan yang lebih mewah, padahal kendaraan yang dimilikinya sekarang pun sudah cukup mewah.
Lalu, bahagiakah dia? Sang eksekutif mesti berpikir lama sebelum menjawab pertanyaan saya. Dia tidak tahu apakah dirinya bahagia atau tidak.
Inilah keadaan kita. Setiap orang ingin berhail, ingin sukses, ingin bahagia. Tetapi, tidak tahu apa arti sukses, apa arti keberhasilan, dan kebahagiaan. Aneh, tapi nyata.
Kota lain dan cerita lain pula.
Seorang peserta bertanya: “Untuk apa mesti sukses?”
Bukankah panitia penyelenggara workshop sudah cukup jelas! Judulnya saja Total Success – lalu apa yang perlu ditanyakan lagi?
Bila dia tidak tertarik dengan sukses atau keberhasilan, mengapa mesti mengeluarkan uang untuk menghadiri acara itu?
Ketika saya menanyakan hal tersebut, ia pun berpikir kembali….Beberapa saat kemudian, ia baru menjawab, “Saya pikir, yang bicara Anand Krishna, pasti hal-hal yang bersifat spiritual yang dibicarakan.”
“Nama Anand Krishna identik dengan spiritualitas. Itu pun merupakan keberhasilan seorang Anand Krishna. Awalnya, ia seorang pengusaha. Kemudian, ia berhasil mengubah identitas diri menjadi apa yang Anda sebut ’spiritual’. Bukankah perubahan itu pun merupakan keberhasilan?”
“Ya, ya,” barangkali dia tersinggung dengan apa yang dianggapnya sebagai permainan lidah, “sukses itu datang sendiri…”
Well, well, well, I am very sorry to disappoint you – sukses itu tidak dating sendiri. Sukses itu adalah hasil dari upaya dan kerja keras.
Peserta yang menganggap saya sebagai spiritualis itu sesungguhnya memiliki definisi sendiri tentang kata “spiritual”. Harapan dia dari seorang yang dia anggap spiritual, sangat sederhana: jimat, simsalabim, dan tiba-tiba semua keinginan terpenuhi. Dia pun sesungguhnya mengejar keberhasilan, kendati dengan cara lain.
Lain orang, lain otak, lain pula pemahamannya, “Saya tidak pernah berhail…Saya selalu gagal…”
Wait a minute. Anda berhasil menyampaikan kisah kegagalan Anda kepada saya. Bukankah itu pun sebuah keberhasilan? Tidak benar bila Anda tidak pernah berhasil. Sekarang, tinggal kisah Anda perlu dirubah, ditukar, diganti…dari kisah kegagalan menjadi kisah keberhasilan.
Don’t you see? Hidup ini sebuah kisah. Setiap orang punya kisah. Setiap orang menulis sendiri kisahnya. Jangan membiarkan kisah kita menulis kita. Itu bodoh. Bahkan, sesungguhnya tidak bisa. Kita dapat menulis kisah, kita dapat bercerita. Kisah tidak dapat menulis diri kita.
Consider your successes! Anda memiliki uang, maka bisa membeli buku ini. Anda memiliki tenaga untuk datang ke toko buku atau memesannya lewat internet. Ini pun merupakan sebuah keberhasilan
Anda punya mulut. Pencernaan Anda cukup bagus, maka Anda tidak sembelit. Ini adalah kisah keberhasilan lambung Anda.
Saya pernah mendengar: Sekali waktu organ-organ di dalam tubuh manusia mengadakan konferensi, topiknya “Siapa yang lebih sukses atau berhail membantu manusia, sipemilik tubuh?”
Jantung merasa dirinya paling hebat, “Tanpa aku, mampuslah manusia.”
“He, he, “kata Otak. “Jangan salah. Para ahli medis sedah sepakat bahwa kematian terjadi ketika aku berhenti bekerja.”
Si kembar ginjal dan hati tersinggung, “Kalian bicara tentang kematian. Bicaralah tentang kehidupan. Selama manusia masih hidup, kamilah yang paling berjasa. Kami membersihkan tubuh manusia dari segala macam racun.”
Demikian, satu per satu setiap organ bercertita tentang kisah keberhasilan mereka. Salah satu organ, yang oleh persatuan organ-organ manusia dianggap paling hina dan tidak berarti, akhirnya tidak tahan dengan arogansi mereka semua. “Tunggu dulu…” katanya.
Organ-organ lain yang sebelumnya sudah tegang, tiba-tiba tertawa bersama, “Eh, Asshole, Lubang Pantat, kau belum dapat giliran ya?”
“Giliran dibutuhkan oleh kalian yang mesih merasa perlu nomer urut. Aku tidak butuh nomor urut. Aku berada di luar urutan. Aku tidak dapat diurut.”
“Oh ya?” Organ-organ lain menyindir si dubur.
“Coba tanpa aku…Kalau aku tak mau mengeluarkan racun-racun dari tubuh manusia, kalian semua bisa apa? Hati dan Ginjal, kalian akan termakan oleh racunmu sendiri. Seluruh system akan terganggu. Jantung dan Otak, kalian bisa apa juga?”
Kebesaran dubur tidak dapat dipisahkan dari keberhasilan organ-organ lain dalam tubuh. Dubur sama pentingnya dengan paru-paru, hati, ginjal, jantung, otak…dengan setiap organ di dalam tubuh.
Kelenjar sekecil apa pun mesti bekerja dengan baik, mesti “berhasil”, mesti “sukses” dalam hal menjalani tugasnya. Kegagalan pancreas saja sudah bisa menggagalkan mekaniszme seluruh tubuh.
Cerita konyol ini mendeskripsikan pemahaman saya tentang Total Succes. Keberhasilan saya tidak dapat dipisahkan dari keberhasilan mereka. Keberhasilan Negara kita tidak dapat dipisahkan dari keberhasilan negeri orang. Keberhasilan dunia kita tidak dapat dipisahkan dari keberhasilan alam semesta.
We are interconnected. Seluruh jagad raya ini merupakan satu keutuhan
Bila saya hanya memikirkan keberhasilan diri, keberhasilan itu tak akan langgeng. Belajarlah dari resesi regional dan global yang sering mengacaukan seluruh tatanan ekonomi kita. Balon Barat yang sangat komsumtif dan hanya memikirkan diri akhirnya meletus juga. Resesi akbar tahun 1929 dan reesi global tahun 2008 hanya merupakan dua puncak. Di antaranya, sudah sekian kali terjadi letupan-letupan kecil.
Ketika beberapa perusahaan papan atas di Amerika dan Eropa menyatakan bangkrut, beberapa pejabat dan ekonom kita masih berhalusinasi, “kita tidak akan terpengaruh.” Ternyata apa? Tetap terpengaruh juga.
Sudah saatnya, kita mengubah paradigma kita, pemahaman kita, tentang “sukses” atau keberhasilan. Sukses itu apa? Keberhasilan itu apa? Seberapa pentingnya keberhasilan dalam hidup kita? Apakah Anda merasa sudah cukup sukses?
Buku ini merupakan hasil dari road-show workshop dengan judul Total Success yang diadakan di beberapa kota di Indonesia. Saya juga empat bicara tentang topic ini di negeri orang. Buku ini “Berkembang” dari pengalaman road-show tersebut; lahir dari pengalaman.
Buku ini sendiri adalah kisah keberhasilan. Kisah keberhasilan penulis, kisah keberhasilan pembaca, dan kisah keberhasilan tulisan itu sendiri. Apa arti keberhasilan penulis bila tulisannya tidak dibaca? Apa arti tulisan ini bila tidak berhasil menggugah Anda untuk meraih keberhasilan sejati sebagaimana tertera pada kulit buku ini?
If you don’t quit, and don’t cheat,
and don’t run home when
trouble arrives, you can only win.
Bila kau tidak menyerah, tidak menipu,
dan tidak mundur menghadapi
permasalahan,
maka kau pasti menang
(SHELLEY LONG)
Sumber ;
Judul Buku : “Total Succsess – Meraih Keberhasilan Sejati”
Penulis : Anand Krishna
Penerbit : PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta 2009
Bagi yang tertarik dengan buku “Total Succsess – Meraih Keberhasilan Sejati” buah karya Anand Krishna, bisa menghubungi WA: 087885111979 untuk pembelian buku-buku karya Anand Krishna.